Lantaran hamil di luar nikah, Salma didakwa melanggar adat Badui di desanya di Levant, sebuah kawasan luas di Timur Tengah. Demi memulihkan kehormatan Badui, dia lalu dijatuhi hukuman mati. Selama sekian tahun, Salma ditahan di penjara dan terpisah dari bayinya. Hingga suatu saat, sebuah kesempatan memuluskan usahanya kabur hingga ke Inggris. Di negeri Ratu Elizabeth itu, Salma berusaha bertahan hidup sebagai imigran. Meski akhirnya ia hidup tenang bersama seorang lelaki Inggris yang jadi pelabuhan cintanya, tetapi jauh di lubuk kalbunya, tangisan bayi perempuannya terus menggema. Tak kuasa menahan perasaannya, Salma pun memilih kembali ke desa untuk menemui putrinya, sebuah keputusan yang akan merubah segalanya. Perjalanan Salma hengkang dari kampungnya di Levant menuju Inggris—melewati biara di Lebanon, singgah di pusat penahanan Inggris, mukim di markas Quaker di Branscombe, mondok di asrama pencari suaka di Exeter—hingga kembali lagi ke desanya sarat dengan ketakutan dan keterasingan, juga kelucuan. Pengembaraan itu dilukiskan Fadia Faqir bagai kehidupan orang buangan yang tak menentu dan penuh ketersiksaan. Menariknya, Faqir juga merekam perjumpaan lintas kultural yang memantul dari pengalaman Salma di pengasingan.
Based on original interviews of 22 Muslim-American women of South Asian descent on the topics of honor and honor killings, this book examines honor and culture, and their intersections with power, tradition, gender, family, and religion.
Using the Dukes-Nutt affair, the book explores the role of honor in a society hesitating at the threshold between past and future.--Publisher's description.
Honour Crimes in Pakistan: Unveiling Reality & Perception
On November 6, 1936, 40yearold Verna Garr Taylor of LaGrange, KY, was found dead in a soggy ditch just over the Henry County line.